Berlaku Bijak Setelah Membaca Dengan Mengirimkan Komentar

Rabu, 23 Desember 2009

FENOMENA GLOBAL WARMING

Kenapa yah semakin hari cuaca rasanya semakin panas? Tidak dapat dipungkiri hal ini merupakan pengaruh akibat terjadinya Pemanasan Global (Global Warming). Apa itu Global Warming? Global Warming dapat didefinisikan sebagai peningkatan temperatur rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi sehingga bumi menjadi semakin panas. Penyebab yang paling utama adalah efek rumah kaca.


Nah, apa lagi tuh efek rumah kaca??

Peningkatan dari kadar CO2 di atmosfir menimbulkan masalah-masalah penting yang disebabkan oleh alasan-alasan berikut ini. Karbon dioksida memiliki sifat memperbolehkan cahaya sinar tampak untuk lewat melaluinya tetapi menyerap sinar infra merah. Agar bumi dapat mempertahankan temperatur rata-rata, bumi harus melepaskan energi setara dengan energi yang diterima. Energi diperoleh dari matahari yang sebagian besar dalam bentuk cahaya sinar tampak. Oleh karena CO2 di atmosfer memperbolehkan sinar tampak untuk lewat, energi lewat sampai ke permukaan bumi. Tetapi energi yang kemudian dilepaskan (dipancarkan) oleh permukaan bumi sebagian besar berada dalam bentuk infra merah, bukan cahaya sinar tampak, yang oleh karenanya disearap oleh atmosfer CO2. Sekali molekul CO2 menyerap energi dari sinar infra merah, energi ini tidak disimpan melainkan dilepaskan kembali ke segala arah, memancarkan balik ke permukaan bumi. Sebagai konsekuensinya, atmosfer CO2 tidak menghambat energi matahari untuk mencapai bumi, tetapi menghambat sebagian energi untuk kembali ke ruang angkasa. Fenomena ini disebut dengan efek rumah kaca.


Bisa dipahami??

Yah, pada dasarnya, efek rumah kaca menyebabkan atmosfir bumi menjadi hangat dan membuat bumi dapat ditinggali oleh makhluk hidup. Tanpa efek rumah kaca, bumi akan menjadi planet yang amat dingin. Sayangnya, efek rumah kaca tersebut mengalami peningkatan beberapa dekade belakangan ini. Itulah inti permasalahan global warming yang sedang digembar-gemborkan akhir-akhir ini. Adapun contoh gas-gas yang dapat menyebabkan efek rumah kaca ialah CO2, CH4, NOx, SOx, SF6, H2O, dan PFC.

HUBUNGAN INDONESIA DAN GLOBAL WARMING

Percaya atau tidak, menurut daya yang diperoleh, Indonesia menyumbang 7% pencemaran dengan kadar karbon mencapai 2,5 Milliar Ton CO yang berdampak terjadinya Global Warming. Hal ini terjadi akibat dari laju penggundulan hutan di Indonesia mencapai 1 juta hektar pertahun. Wuiihhh….

Rachmat Witoelar mengatakan bahwa global warming sedang menjadi isu sentral di berbagai belahan dunia. Salah satu penyebab global warming ini terkait kegiatan penebangan pohon di kawasan hutan yang tidak diimbangi dengan penanaman pohon pengganti atau disebut deforestasi. Sektor kehutanan di seluruh dunia menyumbang sebanyak 20 persen atau sekitar 7,5 miliar ton kandungan CO, yang memicu terjadinya global warming . Dari angka tersebut, Indonesia menyumbang sepertiganya, atau sebanyak tujuh persen dengan total kontribusi sekitar 2,5 miliar ton CO.
Sumbangan yang sangat besar sebagai Negara yang memiliki hutan tropis terbanyak nomor dua setelah Brazil. Data yang diperoleh dari World Research Institute, 72% hutan asli Indonesia telah hilang, berarti hutan kita yang ada tersisa tinggal 28%. Sedangkan data dari Departemen Kehutanan RI sendiri menunjukkan bahwa 25% hutan di Indonesia telah rusak parah. Laju kerusakan hutan yang dianalogikan mencapai 300 kali lapangan sepakbola adalah angka absolut yang tidak dapat kita elakkan. Amazing!!!

Apa sih yang harus kita lakukan dalam menghadapi global warming??

Melahirkan generasi baru yang peduli lingkungan penting dilakukan guna melestarikan kembali bumi kita. Sejak dini, anak-anak harus mulai dikenalkan pada nilai-nilai etis universal, sehingga mereka mampu mengembangkan standar moral yang didasarkan pada hak-hak manusia yang universal. Ketika menghadapi dilema antar kepentingan kemanusiaan dan kepentingan pribadi, mereka mampu mengedepankan kepentingan kemanusiaan, meski dengan resiko mempertaruhkan kepentingan pribadi yang ada. Pendidikan yang kita lakukan harus mengajarkan kepada anak-anak pewaris masa depan, bagaimana memandang sesuatu tidak dalam sudut pandang yang sempit, tapi memandang masalah dengan mempertimbangkan banyak dimensi lain. Pun dengan hutan dan kekayaan yang ada di dalamnya, bagaimana ketika melakukan upaya ekonomi, juga harus memandang arti penting hutan dalam menjamin berlangsungnya kehidupan yang berkualitas. Pendidikan yang harus lebih dari sekedar hafalan, tapi juga teladan dan internalisasi nilai beserta penyadaran, betapa pentingnya posisi pelestarian hutan dan lingkungan hidup bagi mereka, dan bagi masa depan mereka.

Marilah, dimulai dari diri sendiri, sekecil apapun hal positif dari kita, akan sangat berarti bagi bumi ini, tempat dimana kita bernafas dan menjalani aktifitas. Jangan sampai suatu hari nanti kita hanya bisa berucap kepada anak cucu kita “ maaf yah sayang…” atas kerusakan yang kita perbuat terhadap bumi ini. SAVE OUR WORLD!!!