Berlaku Bijak Setelah Membaca Dengan Mengirimkan Komentar

Sabtu, 16 Juli 2011

Saldo: 0,-

Dompet Kosong
Akhir-akhir ini merupakan hari-hari yang berat buat gue. Sebenernya ga pantes diceritakan juga, tapi gue pengen pembaca tidak merasakan hal yang sama dengan gue. Amit-amit. Ya, semenjak meninggalkan pekerjaan sebulan yang lalu, tidak ada lagi pemasukan yang mengalir ke kas gue, dan bodohnya gue pun tetap melakukan pengeluaran yang tak terkontrol. Alhasil, dampak dari belanja jor-joran gue selama masa-masa pengangguran mengakibatkan kas gue makin tipis dan akhirnya habis. Saldo tinggal Rp.9000,- itupun di ATM (andaikan ada mesin ATM berisi pecahan seribuan).
 Kapan krisis finansial ini akan berakhir? Kalau udah kayak gini, mood dah kayak resleting yang naik-turun. Kontrol emosi jadi nggak stabil, ditambah cuaca panas kota Jakarta, semuanya terasa berat. Konsep-konsep di kepala belum juga terealisasi. Hadeehhh. Pengen teriak rasanya. Mau minta kucuran dana dari ortu, rasanya malu banget. Sepertinya perlu dibentuk LSM untuk menampung amal bagi duafa seperti gue. Ngarep. Dalam waktu dekat banyak event dan kegiatan yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sekarang yang ada di kepala timbul sebuah pertanyaan, "apa yang bisa gue jual???" Seperti menerima bisikan gaib, mata tertuju pada handphone kesayangan gue, "Ya, ini bisa jadi duit". Tapi siapa yang mau bayarin handphone tua yang sudah ketinggalan jaman, dengan tombol kamera yang kerasnya menguji kesabaran. Apalagi handphone ini udah nemenin gue dari kelas 3 SMA, yang setia nemenin gue kemanapun, temen tidur gue, tempat gue menyimpan file-file penting gue, sebagai pemutar musik disaat gue bete, yang membantu gue mengenal facebook sampai menjadi alat contekan gue di kelas. Rasanya berat banget buat ngejualnya. Miris. Nggak, sebisa mungkin nggak akan gue jual benda keramat itu. Handphone gue pantas mendapatkan tempat yang layak untuk menikmati masa tuanya.

Handphone Tuaku
Sekarang kembali lagi ke pertanyaan, kapan krisis finansial ini akan berakhir? Haruskah waktu yang menjawabnya? Kenapa selalu waktu yang diberikan pertanyaan-pertanyaan bodoh seperti itu. Kenapa bukan gue sendiri yang nemuin jawabannya? Ya ya ya, harus segera ada solusi dari masalah ini. Gue masih ngebayangin mengendarai Ford merah yang gue liat di mal seminggu yang lalu.
Ford Merah
 Masa cuma mimpi? Yang gue tau, sukses berawal dari mimpi. Sekarang bagaimana caranya tuk mewujudkan mimpi-mimpi itu. Bagaimana?

1 komentar:

deniez hitsmaker mengatakan...

usaha min... ckckck .. haha

Posting Komentar