Berlaku Bijak Setelah Membaca Dengan Mengirimkan Komentar

Minggu, 17 Juli 2011

Sebidang Tanah Di Pinggir Kota

Sorak-sorai penonton terdengar meriah sore itu, terpampang wajah-wajah bahagia maupun tertunduk layu dari mereka. Ya, wajah bahagia itu terpancar dari para pemain serta warga pendukung RT.10 yang sore itu berhasil merebut juara kompetisi antar Rukun Tetangga RW.03 mengalahkan tim dari RT.05 melalui babak adu penalti.

Tim RT.10/003
Penyerahan Piala Peru Cup

Sore itu, lapangan Peru (Petir Utama), seperti itu warga Petir Utama Cipondoh menyebut sebidang tanah lapang yang kedua sisinya berdiri dengan kokoh dua buah tiang gawang yang terbuat dari besi dengan cat putih dan terlihat coretan serta karat dibeberapa titik, dengan jaring-jaring yang menutupi bagian dalam sisinya. Lapangan yang pernah menjadi saksi dari kompetisi-kompetisi antar kampung, bahkan beberapa pemain bintang pernah merumput di lapangan tsb. Setiap harinya, lapangan itu digunakan para remaja dan orang-orang paruh baya bermain sepak bola. Disekitarnya terlihat orang tua sedang mengajak bermain anak-anaknya sembari menikmati hembusan angin sore dan sinar matahari yang tampak kemerahan sampai kemudian tenggelam berganti malam. Berdiri juga sebuah gubuk tempat si Nyai berjualan gorengan dan es teh manis, tempat istirahat setelah lelah bermain sepak bola sambil membicarakan topik-topik hangat yang sedang ramai dibicarakan orang.

Yang Penting Ikut Pegang Piala


Pagi Hari Di Perkebunan Sayur


Ya, sore itu merupakan hari terakhir berlangsungnya kompetisi sepak bola di lapangan yang telah mengukir banyak cerita bagi setiap orang yang sering berolahraga dan melakukan aktivitas lainnya di tanah tsb. Ketika datang perusahaan properti raksasa di Indonesia membeli hektaran tanah yang juga termasuk lapangan Peru dan membangun pemukiman serta tempat-tempat dengan fasilitas mewah di dalamnya. Lapangan itu kini tak terlihat lagi, tiang gawang kokoh itu pun telah dicabut. Berganti dengan beberapa bangunan rumah yang telah selesai pembangunannya menyusul bangunan-bangunan lain yang akan segera mengubah tanah itu menjadi daerah elit dipinggiran kota Jakarta.

Rencana Pembangunan Komplek Mewah

Entah apakah natinya masih ada tempat bagi warga kecil pinggiran kota menikmati sejuknya pagi hari dan angin sore, anak-anak kecil berlari menggiring bola dengan riangnya, orang tua membawa anaknya bermain sambil melihat hamparan luas kebun sayuran? Apakah masih ada tempat bagi anak dan cucu mereka mengenal tempat dan kebudayaan orang tuanya? Bagaimana negara ini akan mendapatkan bibit-bibit pesepak bola dan olahraga lainnya, jika tempat mereka berlatih satu persatu disulap jadi lumbung uang bagi segelintir orang yang hanya memikirkan isi perutnya sendiri?

Hal ini menjadi sebuah dilema, ketika masyarakat kecil menjadi mayoritas yang tak memiliki banyak kesempatan layaknya orang-orang besar di negeri yang kaya ini. Kini kembali bagaimana cara kita menyikapinya.

0 komentar:

Posting Komentar